Kamis, 23 Juni 2011

Sepasang mata bola

Hampir malam di-Jogya.
Ketika keretaku tiba.
Remang-remang cuaca.
Terkejut aku tiba-tiba.

Dua mata memandang.
Seakan-akan dia berkata.
Lindungi aku pahlawan.
Dari pada si angkara murka.

Sepasang mata bola.
Dari balik jendela.
Datang dari Jakarta.
Menuju medan perwira.

Kagum ku melihatnya.
Sinar nan perwira rela.
Hati telah terpikat.
Semoga kelak kita berjumpa pula.



Sebuah tembang dalam irama langgam keroncong yang mulai terkenal, dan mengiringi masa-masa perjuangan revolusi kemerdekaan RI, antara tahun 1945.

Tidak ada komentar: